26 Agustus 2009

Kelompok Tani Daya Mekar 2 Gerakan Pertanian Ramah Lingkungan Melalui Sistem SRI

BUSER TRANS, Kab.Tasikmalaya:
Dalam upaya mendukung program pembangunan pertanian ramah lingkungan berkelanjutan, Kelompok Tani Daya Mekar II Desa Cipaingeun Kec.Sodonghilir Kab.Tasikmalaya usai menggelar acara seminar sehari mengenai Gerakan Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan melalui Metode System of Rice Intensification (SRI) yang diikuti oleh 197 orang peserta dari berbagai elemen masyarakat di lingkungan BP3K Sodonghilir yang mencakup 5 kecamatan.
“Kelompok Tani Daya Mekar II berkeinginan membantu memfasilitasi para oetani yang mandiri melalui kegiatan gerakan pengembangan pertanian yang ramah lingkungan melalui pola tanam padi organic atau SRI.”ujar Encu, Ketua Kelompok Tani Daya II didampingi Ir.Yadi Rustiadi Mantri Tani Kec.Sodonghilir.
Adapun maksud dan tujuan digelarnya seminar tersebut, menurut Encu, yakni upaya menumbuhkan kesadaran akan penting dan manfaatnya pertanian ramah lingkungan, memberikan pemahaman yang benar mengenai metode Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) dan pola tanam padi SRI.
“Juga upaya menjalin tali silaturahmi dan komunikasi antara para petani di wilayah Tasikmalaya bagian selatan, sekaligus upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian para petani.”tuturnya.
Ir.Yadi Rustiadi menambahkan, dengan adanya gerakan pembangunan pertanian ramah lingkungan melalui metode SRI ini selain mendukung program Pemkab Tasikmalaya dalam menggalakan pertanian SRI, juga sesuai harapan Menteri Pertanian Dr.Anton Apriyanto yang mengharapkan Indonesia mampu melaksanakan ekspor beras organik mulai bulan Juni 2009.
“Kami sangat mendukung terhadap Kelompok Tani Daya Mekar II yang berinisiatif menggelar seminar yang mengusung tema Gerakan Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan melalui Metode SRI, yang kini digalakan kepada petani di Kab.Tasikmalaya, terutama peran Pak Kadis Pertanian Ir.H.Henry Nugroho MP yang sering terjun ke lapangan.”jelas Ir.Yadi Rustiadi.
Alhasil, padi SRI hasil panen petani Kab.Tasikmalaya mulai bulan Agustus 2009 ini mulai di ekspor ke Amerika setelah melalui proses seleksi yang ketat, meski hanya sebanyak 4 ton.
Sebelum menggelar acara seminar, kelompok tani ini pun menggelar Pameran Mini yang menampilkan berbagai aktivitas dan program dari Dinas pertanian Tanaman Pangan maupun Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tasikmalaya, untuk menambah pengetahuan serta wawasan petani dan peserta seminar.@@@

Bantuan untuk SMK Al Khoeriyah Diduga Menyimpang ?

KOTA TASIK.Buser Trans
Pada tahun ajaran 2009/2010, SMK Al Khoeriyyah Cibeureum Kota Tasikmalaya mendapat bantuan dana yang cukup besar untuk membangun ruang kelas baru (RKB), yakni dari APBN sebesar Rp.170 juta dan APBD Kota Tasikmalaya sebesar Rp.200 juta.
Namun, kucuran dana tersebut menimbulkan isu yang tak sedap. Informasi yang diperoleh Buser Trans dan KabarIndonesia.com, bahwa bantuan dari APBN tersebut diduga ada penyimpangan, karena hanya digunakan sebesar Rp.100 juta. Lantas dikemanakan bantuan dana yang yang sebesar Rp.70 juta lagi?
Kepala SMK Al Khoeriyah Ny.Euis didampingi Deni selaku pendiri Yayasan Al Khoeriyah saat dikonfirmasi, membantah dugaan adanya penyimpangan dana bantuan tersebut, karena proses pembangunannya sedang berlangsung dan bantuan dari APBN itu sendiri baru cair 50 persen atau Rp.85 juta untuk terment satu.
“Lihat saja, kami sedang membangun 2 ruang kelas yang baru selesai 50 persen, yang sumber dananya dari APBN itu untuk terment satu. Kami masih menunggu kucuran dana yang 50 persen lagi untuk menyelesaikannya.”bantah Ny.Euis.
Dengan demikian, lanjut Ny.Euis, tidak ada penyimpangan penggunaan bantuan dana dari APBN tersebut karena untuk terment dua belum cair.”Bahkan, kami masih membutuhkan dua ruang kelas baru untuk menampung siswa yang belum kebagian ruang belajar.”tuturnya.
Deni menambahkan, tidak ada ‘kebocoran’ penyimpangan dari bantuan dana APBN tersebut.Namun dia mengakui, bahwa untuk melobi agar memperoleh bantuan dana itu karena sekolah lain tidak ada yang memperoleh bantuan, tentu saja pihaknya mengeluarkan uang terutama setelah bantuan dana untuk termen pertama cair
Namun dia enggan menjelaskan, untuk melobi agar memperoleh bantuan dana tersebut, pihaknya harus mengeluarkan uang pelicin sekitar 15 persen ke instansi terkait.(RM))***

25 Agustus 2009

Akses Menuju SDN Cikancung 6 Sulit Di Jangkau

SDN Cikancung 6 di bawah pengawasan UPTD TK&SD Cabang Cikancung.

Kepala Dinas UPTD TK&SD Cabang Cikancung Drs. Dedi Sukarna;
“seandainya sekolah tersebut tidak punya jalan pihak sekolah dan dinas tentunya akan meminta bantuan kepala desa, sebab murid yang ada kebanyakan warga desa setempat masa sampai tidak punya jalan untuk menuju tempat belajar”

Kab. Bandung Buser Trans.
Dalam menunjang mutu pendidikan di tingkat sekolah dasar perlu adanya pasilitas yang cukup memadai, hal ini tidak lepas dari peran serta dinas pendidikan itu sendiri melihat langsung bagaimana langkah dalam menunjang mutu pendidikan itu sendiri. Dari mulai diadakanya lomba anak didik dari berbagai mata pelajaran hingga guru pendidik ikut juga di lombakan, namun terlepas dari semua itu kita tengok sebuah sekolah yang ada di sebuah lingkungan Kantor Cabang Dinas Pendidikan UPTD TK&SD Cabang Cikancung tepatnya SDN Cikancung 6 mau masuk lokasi sekolah saja cukup sulit sebab tanah yang biasa di lalui anak sekolah serta guru pengajar adalah milik orang lain bahkan rencanaya pemilik tanah tersebut akan segera menutup jalan menuju sekolah bilamana salah satu keluarga pemilik tanah tidak bisa di angkat sebagai penjaga sekolah padahal sekolah tersebut sudah mempunyai penjaga sekolah, hal ini di ungkapkan kepsek Cikancung 6 (27/04/09).
Kepala Sekolah SDN Cikancung 6 Adjang Sobandi mengatakan ini menjadi pemikiran pihak sekolah sebab sekolah tersebut mengharapkan adanya jalan pemecahanya terkait perihal jalan. Adjang juga menambahkan dari 203 murid yang ada hanya 197 murid yang mempunyai bantuan dana melalui Biaya Operasional Sekolah (BOS) sisanya 6 orang tidak mendapkan bantuan dari BOS.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Cikancung Drs. Dedi Sukarna Suryatna saat di minta keteranganya terkait SDN Cikancung 6 menjelaskan, permasalahan yang di hadapi adalah permasalahan yang perlu disikapi semua pihak termasuk kepala desa setempat “seandainya sekolah tersebut tidak punya jalan pihak sekolah dan dinas tentunya akan meminta bantuan kepala desa, sebab murid yang ada kebanyakan warga desa setempat masa sampai tidak punya jalan untuk menuju tempat belajar”tegasnya.
Pihak sekolah sendiri sedang menunggu bantuan anggaran Rollsharing 1 lokal termasuk pemagaran lokasi sekolah 40 M2 agar sekolah tersebut aman dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Untuk pihak terkait agar segera memperhatikan keperluan sekolah tersebut sebab salah satu penunjang mutu pendidikan adalah sarana dan prasarana yang bisa memadai sehingga belajar mengajar guru dan murid bisa terlaksana dengan baik. (mamat/kos/Buser Trans)

DESA CIKADU GELAP GULITA

Bahrum,tukang ojeg.
“Karena tidak ada penerangan,maka bila berkunjung ke Desa Cikadu pararoek,dan seringkali kendaraan roda dua yang mengalami kecelakaan.”

KAB.TASIK,Buser Trans
Bila malam tiba,suasana sepanjang jalan menuju ke Desa Cikadu Kec.Cisayong Kab.Tasikmalaya tampak gelap gulita.Karena selama ini belum terpasang lampu merkuri atau penerangan jalan umum (PJU). Tidaklah berlebihan bila kemudian warga Desa Cikadu mengharapkan Pemkab Tasik untuk segera memasang PJU.
“Karena tidak ada penerangan,maka bila berkunjung ke Desa Cikadu pararoek,dan seringkali kendaraan roda dua yang mengalami kecelakaan.”u jar Bahrum,tukang ojeg.
Kepala Desa Cikadu,Memet Tanuwijaya membenarkan,bahwa warganya membutuhkan penerangan atau PJU di beberapa titik.”Sebenarnya,kami sudah mengajukan proposal untuk pemasangan PJU ke Dishub Kab.Tasik malaya,tapi sampai saat ini belum terealisasikan.”tuturnya.
Karena proposal pengajuan pemasangan PJU sudah dikirimkan ke instansi terkait,lanjut Kades Cikadu,maka diharapkan akan segera dikabulkan.Karena tidak nyaman bila berkunjung ke desa ini di sepanjang jalan gelap gulita. (KARSIDIK/RM)***

FPB Tuding PT. CGI Garut Tidak Perhatikan Warga Setempat.

Kab. Garut, Buser Trans,.
Hal tersebut di sampaikan koordinator Forum Padamas Bersatu (FPB) M. Tigar kepada Buser Trans perhatian dan perekrutan ketenagakerjaan hanya 5% saja. PT. CGI yang beralamat di Jl. Raya Darajat Desa Padaawas Kec. Pasirwangi Kab. Garut yang memanpaatkan tenaga panas uap dan dijadikan pembangkit listrik, perusahaan milik Amerika ini penghasil sumber listrik lalu hasil tersebut dijual ke PLN di anggapnya kurang memperhatikan warga, selain masalah tenaga kerja dari tuhun 2001 perusahaan tersebut berdiri hingga saat ini debit air yang di rasakan warga semakin berkurang, di anggapnya hal tersebut berakibat dari PT. CGI, padahal daerah tersebut adalah daerah penghasil sayuran.
Selaku Koordinator M. Tigar tidak menampik bahwa pihak PT. CGI sendiri pernah membantu warga terdekat melalui dana perimbangan namun sampai sekarang bantuan tersebut tidak pernah di rasakan warga. Akhirnya kepala desa yang bersangkutan di paksa mundur oleh warganya sendiri setelah warga yang minta transparansi setiap bantuan yang di terima tidak jelas larinya kemana.
Pihak PT. CGI saat di datangi Buser Trans untuk meminta penjelasanya belum bisa di temui sebab menurut bagian keamanan yang bisa menerima tamu dari media masa adalah bagian humas bernama Yosep, tapi yang bersangkutan tidak berada di kantor.
Camat Kecamatan Pasirwangi Engkus Kusmayadi saat di konfirmasi pihaknya tidak banyak berkomentar sebab di akuinya dirinya menjabat camat di tempat tersebut belum lama tetapi bila ada masukan dari warga pihaknya siap membantu jelasnya. (Kos. H. Samsu/Buser Trans)