27 Oktober 2009

BERITA FOTO : "Buruh Pikul Nelayan Di Pantai Pangandaran"




PANGANDARAN: Setiap pagi, para nelayan di Pantai Pangandaran Kab.Ciamis pulang melaut dengan membawa hasil tangkapan ikannya. Lantas, untuk menambatkan perahunya atau menyimpannya di pinggir pantai, mereka memanfaatkan jasa buruh pikul yang setiap saat standby, dengan memberi upah hanya alakadarnya. Walau hanya Rp.1.000/orang atau sebatang rokok mereka tetap enjoy menjalani pekerjaannya sebagai buruh pikul perahu nelayan yang pulang melaut. (REDI MULYADI)

Wakil Walikota Membuka Tasik Festival di Cilembang








KOTA TASIK,Buser Trans
     Wakil Walikota Tasikmalaya, Ir.H.Dede Sudrajat MP membuka resmi pameran dan promosi hasil produk Tasikmalaya yang bertajuk Tasik Festival di bekas Terminal Cilembang pada Senin (26/10).Pada pembukaan pameran tahunan itu digelar upacara adat.
     “Dengan adanya Tasik Festival ini, maka diharapkan  bisa menjadi ajang promosi, dan bisa mengenalkan produk unggulan Kota Tasikmalaya kepada mayarakat, bahkan omzet penjualannya pun bisa lebih meningkat,”ungkap Wakil Walikota.
     Harapan yang sama disampaikan pula kebanyakan peserta stand dari para pengusaha kerajinan, dan BUMD. "Dari sewa stand sekitar Rp 5 juta selama 3 pekan, kami mengharapkan bisa ada penjualan lebih dari biaya sewa stand," kata seorang peserta.
      H.Dede Sudrajat mengatakan, sebagian dari hasil penjualan tiket nantinya bisa disumbangkan kepada para korban bencana alam di wilayah Kota Tasikmalaya.
Sementara itu, Panitia Tasik Festival 2009 yang dikonfirmasi wartawan mengaku siap menyumbang korban gempa Tasikmalaya, dan  akan memberikannya menjelang penutupan acara.“Kami siap memberikan bantuan bagi mereka. Rencananya nanti di akhir (festival) akan dibarengkan dengan pembagian hadiah,” ujar Dicky M Noor, event manager Tasik Festival 2009.
     Adapun uang yang akan disumbangkan, kata Dicky, merupakan alokasi dari sebagian keuntungan yang didapatkan. “Kami akan berusaha menyisihkan dari pendapatan di akhir nanti,” tutur Dicky.(TEDI.S/REDI.M BUSER)***








26 Oktober 2009

SDN 1 Mulyasari Dapat Bantuan DAK Untuk Ruang UKS









KOTA BANJAR,Buser Trans
    Dana bantuan pemerintah melalui DAK 2009 yang diterima SDN 1 Mulyasari dilingkungan UPTD Pataruman Kota Banjar sebesar Rp.63 juta sudah teralokasikan dengan baik untuk pembangunan 1 unit ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) berukuran 4 x 3 x 3,30 meter. Hal itu diungkapkan Yanto selaku ketua pembangunan ruang UKS yang didampingi Komar selaku Kepala SDN 1 Mulyasari kepada Buser Trans.   
    “Dana bantuan DAK itu, selain pembuatan ruanganUKS, juga membuat sanitasi air berukuran 4,15 x 3,15 meter”ujarnya.
    Walaupun memperoleh bantuan DAK untuk pembangunan ruang UKS, ternyata di SDN 1 Mulyasari ini ada 5 ruang kelas yang kondisinya cukup memprihatinkan, sehingga tidak layak digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Sebab, sekolah ini menampung sebanyak 317 siswa dengan tenaga pengajar 14 guru PNS, dan 6 tenaga sukwan termasuk penjaga sekolah.
    “Sebenarnya, pihak sekolah sudah mengajukan permohonan rehab untuk 5 ruang kelas yang rusak itu, tapi yang turun justru untuk membangun ruang UKS.”ungkap Komar, Kepala SDN 1 Mulyasari.
    Keprihatinan melihat kondisi 5 ruang kelas yang rusak itu pun disampaikan Wawan G selaku Ketua Komite Sekolah, sehingga ia berharap kepada pemerintah, untuk segera merealisasikan permohonan rehab terhadap 5 ruang kelas yang rusak tersebut.(JAJANG SP/RM)***

SDN 1 Sindangrasa Menerima Bantuan Perbaikan





KAB.CIAMIS, Buser Trans
    SDN 1 Sindangrasa yang berada di lingkungan UPTD Banjarsari Kabupaten Ciamis kini memiliki bangunan yang cukup nyaman untuk kegiatan belajar mengajar setelah menerima bantuan perbaikan melalui program DAK 2009 sebesar Rp.125 juta untuk fisik, Rp.15 juta untuk mebeler dan Rp.2,1 juta untuk non-fisik.
    “Dengan kondisi bangunan yang sudah bagus ini, maka setidaknya kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru akan berjalan lancar, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah kami.”ungkap Ma’sum, Kepala SDN 1 Sindangrasa yang didampingi Sahri seksi pembangunan dan Juhindi selaku Komite Sekolah.
    Sahri menambahkan, bahwa bantuan program DAK untuk rehab 2 ruang kelas, tetapi karena kondisi bangunan sekolah roboh maka terpaksa dalam pengerjaannya menjadi ruang kelas baru (RKB). “Walau begitu, dalam penggunaan bahan material disesuaikan dengan rencana anggaran belanja (RAB) yang sudah ditentukan oleh pemerintah,”tuturnya.
    Pada saat ini, menurut Kepala Sekolah, siswa yang menimba ilmu di SDN 1 Sindangrasa sebanyak 105 anak dengan tenaga pengajar  7 guru PNS dan 4 guru sukwan.
    Dengan adanya bantuan rehab yang diterimanya, pihak sekolah maupun komite sekolah mengaku bersyukur, meski ada 1 ruang kelas lagi yang kondisinya sudah lapuk sehingga tidak berfungsi. Karena itu, SDN 1 Sindangrasa masih membutuhkan bantuan rehab, agar kegiatan belajar mengajar di sekolah ini berjalan lancar.(JAJANG SP/RM)***

Padat Karya Bantu Perekonomian Warga Desa Banjaranyar


KAB.CIAMIS,Buser Trans
   Pada tahun 2009 ini, Desa Banjaranyar di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis memperoleh bantuan pemerintah cq Depnakertrans RI melalui program padat karya produktif demi kemajuan warga desa setempat.
   “Program padat karya produktif di desa kami diarahkan pada jenis kegiatan perikakanan air tawar untuk membudidayakan ikan gurame,”ujar Tata, Kepala Desa Banjaranyar. Tata menjelaskan, awalnya pekerjaan padat karya produktif dengan volume pekerjaan 2.700 meter itu dibagi 6 kelompok dan tiap kelompok beranggota 10 orang.Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut mempekerjakan 3.200 orang dengan upah kerja Rp.35.000/orang/hari.
   “Adapun manfaat dari kegiatan program padat karya produktif itu, antara lain dapat memberikan kesempatan kerja bagi yang belum memiliki pekerjaan (penganggur), yang jumlahnya di desa kami masih cukup banyak,”kata Kades.
   Langkah selanjutnya, menurut Tata, pelaksanaan pekerjaan tersebut membutuhkan kelompok usaha produktif yang berkesinambungan.”Dengan adanya program padat karya produktif ini maka diharapkan dapat membantu meningkatkan roda perekonomian warga desa kami,”sambungnya.
   Kades Banjaranyar mengatakan, ada 7 kedusunan dan tiap kedusunan melakukan satu kegiatan pakat karya produktif. Meski kegiatan tersebut ada yang dilaksanakan di lahan milik pribadi maupun tanah Negara. Namun dalam teori pelaksanaannya sesuai ketentuan, yakni 40% untuk penggarap, 40% untuk pemilik tanah, dan 20% untuk lingkungan termasuk laba dari pendapatan.
   “Kelompok usaha pada program padat karya produktif di desa kami yang diarahkan para budidaya ikan gurame, karena prospeknya cerah.”sambung Sariman, salah seorang ketua kelompok padat karya di Desa Banjaranyar kepada Buser Trans.(JAJANG SP/RM)***

Program DAK Menunjang Pendidikan di SDN 3 Cimanggu

CIAMIS,Buser Trans
    Program bantuan pemerintah bagi dunia pendidikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sangat menunjang pendidikan di SDN 3 Cimanggu di lingkungan UPTD Langkaplancar Kabupaten Ciamis. Sebab, pendidikan merupakan modal utama bagi kehidupan dan sumber daya manusia (SDM) di wilayah desa setempat.
    “Dengan kondisi bangunan sekolah yang nyaman, tentu saja menggairahkan proses belajar mengajar antara siswa dengan guru, dalam meningkatkan kualitas pendidikan,”ujar H.Karsidik,SPd Kepala SDN 3 Cimanggu didampingi bendahara Masrudin dan komite sekolah Teteng.
    Kepala SDN 3 Cimanggu menjelaskan, bahwa bantuan DAK dari pemerintah sebesar Rp.213 juta dipergunakan untuk merehab 3 lokal ruang belajar, termasuk mebelernya.SDN 3 Cimanggu yang memiliki 7 ruangan itu sebanyak 4 ruang kelas sudah dibangun pada tahun 2008.Sekolah ini memiliki 98 siswa dengan tenaga pengajar 5 guru PNS dan 3 guru sukwan. H.Karsidik mengaku bangga, karena lokasi sekolah dasar ini berada di pedesaan, tetapi pihak panitia pembangunan sekolah (P2S) tetap berupaya dalam pembangunan yang kini tengah diperbaiki sesuai dengan bestek.
    “Padahal, banyak kendala yang dihadapi penitia pembangunan, terutama berkaitan dengan sarana transportasi,”ujarnya. Ketua komite sekolah Teteng menambahkan, bahwa dirinya belum puas dalam membangun, karena ada 1 ruang belajar yang kondisi bangunannya rusak parah, sehingga sudah tidak layak untuk digunakan kegiatan belajar mengajar.
    “Karena itu, warga Desa Cimanggu terutama orangtua yang menyekolahkan anak-anaknya di SDN 2 Cimanggu, mengharapkan bantuan kembali dari pemerintah untuk memperbaiki satu ruang kelas lagi,”ujar Teteng kepada Buser Trans. (JAJANG SP/RM)***

Bangunan SDN 1 Sukamulya Selesai Direnovasi






Ciamis,Buser Trans
    Kenyamanan saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar kini telah dirasakan oleh para siswa dan staf pengajar di SDN 1 Sukamulya di lingkungan UPTD Langkaplancar Kab.Ciamis setelah selesai direnovasinya 2 ruang kelas, yang didanai pemerintah melalui program DAK 2009.
    “Alhamdulillah, dengan adanya bantuan pemerintah melalui program DAK ini, bangunan sekolah kami sudah layak kembali untuk kegiatan belajar mengajar.”ungkap Husen, Kepala SDN 1 Sukamulya.
    Proses pengerjaan renovasi bangunan SDN 1 Sukamulya ini, menurut Sutarjo selaku ketua komite sekolah, dapat berjalan lancar sesuai RAB yang ditetapkan pemerintah.”Kami berusaha melakukan pekerjaan renovasi semaksimal mungkin,”ujar Atar panggilan akrab Sutarjo.
   Sebenarnya, sekolah dasar ini pada tahun 2008 lalu memperoleh bantuan DAK untuk rehab 2 ruang kelas dan tahun 2009 pun 2 ruang kelas.Namun, ada 1 ruang kelas lagi yang kondisi bangunannya rusak parah, sehingga perlu bantuan rehab.
    “Syukur, kalau tahun 2010 mendatang pemerintah kembali membantu untuk memperbaiki satu bangunan ruang kelas yang kondisinya sudah lapuk.”tutur Husen.(JAJANG SP/RM)***

24 Oktober 2009

Siapakah Bakal Calon Sekda Kabupaten Tasik ?






KAB.TASIK,Buser Trans
    Sejak pertengahan Oktober 2009 lalu, wacana bakal calon sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Tasikmalaya pengganti Drs.H.Asep Achmad Djaelani MM, mulai mencuat kepermukaan. Bahkan mulai hangat diperbincangkan oleh para politisi maupun tokoh masyarakat dan aktivis LSM.    

    Beberapa pejabat Eselon II pun mulai deg-degan dan berharap dipilih menjadi sekda di kabupaten ini. Ada pula yang melakukan pendekatan kepada bupati. Lantas, siapakah bakal calon yang layak menjadi Sekda Kab.Tasikmalaya periode mendatang?    
   
    “Informasi yang saya peroleh, ada tiga pejabat Eselon II di Pemkab Tasikmalaya yang berpeluang menjadi Sekda Kabupaten Tasikmalaya, menggantikan Drs.H Asep Achmad Djaelani MM yang memasuki masa pensiun bulan Maret 2010,” ungkap Nana Habibi, seorang aktivis sebuah LSM.
    
    Namun, menurut Nana Habibi, ada seorang pejabat yang dekat dan loyal terhadap kepemimpinan Bupati Tasikmalaya Drs.H.Tatang Farhanul Hakim sehingga ia berpeluang besar menjadi sekda.”Soal kerjanya, cukup lumayanlah,” ungkapnya, seraya menyebutkan kalaupun ada pejabat yang kerjanya bagus tetapi kurang begitu dekat dengan bupati sehingga peluangnya kecil.
    
    Dalam menanggapi wacana bakal calon sekda tersebut, Bupati Tasikmalaya Drs.Tatang Farhanul Hakim MPd seperti dilansir Koran Harian Radar, menyatakan bahwa pejabat Eselon II di lingkungan Pemkab Tasikmalaya berpeluang besar jadi sekda. Namun bupati secara pibadi mengaku memiliki criteria khusus untuk menentukan bakal calon sekda menurut versinya.” Ada kriteria khusus untuk calon sekda,” ungkapnya.
    
     Bupati menyebutkan beberapa criteria yang harus dipenuhi bakal calon sekda, antara lain memiliki profesionalisme, kredibelitas, rasa tanggung jawab serta yang terpenting memiliki loyalitas.
    
    Seleksi bakal calon sekda, menurut bupati, sangat perlu

dilakukan sejak dini.Sebab, bila mengacu pada aturan pada
bulan Maret 2010, bahwa sekda baru Kabupaten Tasikmalaya harus sudah dilantik ”Sekda adalah orang kedua bupati. Jadi, saya memformat siapapun  bisa menjadi calon sekda, asalkan memenuhi syarat formal dan syarat khusus,” tutur Bupati Tatang FH.

    Namun yang pasti, wacana bakal calon Sekda Kabupaten Tasikmalaya mulai menggelinding dan mencuat kepermukaan, hingga menjadi topic pembicaraan warga kabupaten ini terutama dari kalangan politisi, pejabat dan aktivis berbagai LSM.(REDI M.BUSER/DEDE FUAD)@@

23 Oktober 2009

Sarifah "Bekerja Seharian Demi Upah Rp.10.000"






SARIFAH (45), adalah sosok wanita desa yang lugu dan pekerja keras yang tak kenal lelah. Betapa tidak! Karena setiap hari, mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB, ia bekerja sebagai buruh pada sebuah home industry gula merah di sebuah desa di Kec.Cikalong Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan.
    Bekerja seharian itu demi upah sebesar Rp. 10.000 atau beras 2 kg. Tak ada pilihan lain. Karena tak ada pekerjaan yang layak lagi, kecuali bekerja sebagai buruh tani; membersihkan rumput di kebun atau tandur di sawah. Tapi pekerjaan itu tidak dilakukan setiap hari seperti halnya membuat gula aren yang dijalaninya saat ini.
    “Kalau membuat gula aren atau gula merah dilakukan tiap hari. Dan upahnya cukup lumayan bila dibanding bekerja di sawah atau membersihkan rumput di kebun, yang hanya Rp.7.500.”tutur Sarifah.
    Jadi, ia tampak tekun menjalani pekerjaannya sebagai pembuat gula merah. Sarifah bersama dua orang pekerja lain--yang juga perempuan--tiap hari bekerja  di home industry milik tetangganya itu.Setelah beres mengurus rumahtangganya, pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB mulai bekerja mengolah air nira dari pohon aren/enau untuk dijadikan gula merah, dan pulang sekitar 15.00 WIB.
    “Jika tidak bekerja keras seperti ini, mana mungkin saya dan ketiga anak bisa makan maupun memenuhi kebutuhan hidup lainnya  meski tidak mencukupi, apalagi bisa menyekolahkan.”ungkapnya.
    Sarifah mengaku, bahwa pekerjaannya sebagai pembuat gula merah telah dijalaninya sejak 4 tahun lalu, setelah suaminya meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di perantauan.Sementara itu, ia harus menghidupi ketiga anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar, dan membutuhkan biaya tak sedikit.
    Dengan bekerja sebagai pembuat gula merah di tetangganya, menurut Sarifah, kehidupan keluarganya merasa sangat terbantu. Sebab, upah Rp.10.000 yang diterimanya bisa dibelikan beras 1-2 kg, sehingga ketiga anaknya bisa makan meski tanpa lauk pauk. Setiap hari, ia sendiri diberi jatah  makan 2 kali oleh majikannya.
    Namun berbeda dengan kedua temannya, Titin (32) dan Isoh (51) yang masih bersuami, maka pekerjaan membuat gula merah itu sebagai kerja sampingan. Karena kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya menjadi tanggung jawab suami mereka dan upah kerja mereka yang juga Rp.10.000 itu bisa ditabung untuk membeli perhiasan atau pakaian.
    “Kalau saya mah lain, tidak bekerja sehari saja, anak-anak tidak bisa makan.”tutur Sarifah. Walau begitu, ia mengaku bersyukur masih punya pekerjaan dengan upah cuma Rp.10.000/hari, sehingga keluarganya bisa menikmati hidup dan kehidupan.(REDI MULYADI)***

22 Oktober 2009

Tiga Aset Milik Pemkab Tasik Akan Dilelang






KAB.TASIK,Buser Trans
  Sehubungan dengan selesainya pembahasan penyerahan asset antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, maka tiga asset penting milik Pemkab Tasikmalaya (kantor Setda, Bapeda dan bekas Terminal Cilembang) akan segera dilelang.
    “Penyelesaian asset Kabupaten Tasikmalaya tinggal menunggu keputusan presiden saja.Dengan demikian, untuk tiga asset penting milik Pemkab Tasikmalaya akan segera dilelang,”ungkap Bupati Tasikmalaya, Drs.H.Tatang Farhanul Hakim MPd kepada pers di Pendopo beberapa waktu lalu.
    Bupati menjelaskan, untuk pemindahan Ibukota Kabupaten Tasikmalaya ke Kota Singaparna akan disesuaikan dengan kesiapan  Pemkab Tasikmalaya sendiri.Namun diharapkan, pembangunan kantor Setda, Sekwan dan Pendopo di Singaparna akan selesai tahun 2010 mendatang.
    Adapun proses lelang ketiga asset penting milik Pemkab Tasikmalaya itu, menurut Bupati Tatang FH, akan disesuaikan dengan pertimbangan tata ruang kota untuk asset yang akan dilelang tersebut. “Maksudnya, jangan sampai pengusaha yang akan membeli asset Pemkab, kemudian tidak bisa membangun karena bertentangan dengan RUTR yang ada
    Berdasarkan hasil inventalisir tahun 2008 lalu, bahwa seluruh aset Pemkab Tasikmalaya yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya diketahui mencapai Rp.686.509.078.000.(REDI M.BUSER/DEDE FUAD)

OPINI : Siapakah Bakal Plt Bupati Pangandaran ?

Oleh: Ateng Jaelani

SEJAK awal Oktober 2009 lalu, warga Pangandaran selalu menebak-nebak dan bertanya-tanya, siapakah sosok yang bakal menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Pangandaran?
    Hal itu memang cukup beralasan, karena seiring terbentuknya Kabupaten Pangandaran yang hanya menunggu waktu, maka kriteria Plt Bupati Pangandaran mulai ‘mencuat kepermukaan’ dan ramai diperbincangkan masyarakat, terutama oleh kalangan intelektual.
    Alasannya sederhana, bahwa sosok Plt Bupati Pangandaran sangat penting dimunculkan ke permukaan, karena sebagai ‘perintis’ perancang dasar gerak laju pembangunan Kab.Pangandaran selanjutnya ke arah yang lebih maju pasca berpisah dengan Kab.Ciamis. Beberapa tokoh masyarakat, bahkan ada yang langsung menentukan kriteria bakal pejabat Plt Bupati Pangandaran sesuai dengan suara-suara dari arus bawah (masyarakat). Namun intinya, kriteria Plt Bupati Pangandaran diharapkan sosok yang memahami motivasi dasar masyarakat Ciamis Selatan, sehingga ingin berpisah dari kabupaten induknya.
    Selain itu,sosok Plt Bupati Pangandaran adalah sosok yang memahami keberadaan sumber daya alam dan karakteristik masyarakat Ciamis Selatan. Karena wilayah calon Kab.Pangandaran memiliki ciri kewilayahan yang khas, yakni sebagai Kabupaten Maritim. Sebagaimana diketahui, bahwa wilayah Pangandaran memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan wilayah-wilayah lain di Jawa barat pada umumnya, yakni memiliki keberadaan pantai yang memanjang dari Kalipucang sampai Cimerak.
    Bahkan calon wilayah Kab. Pangandaran juga memiliki potensi alam berupa perkebunan rakyat, pertanian, bahan tambang dan sebagainya.Karena itu, pejabat Plt Bupati Pangandaran harus memiliki komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan sumber dalam alam tersebut.
    Demikian pula, Plt Bupati Pangandaran diharapkan sosok yang memiliki kemampuan manajerial tinggi, sehingga mampu merancang lembaga, badan dan instansi serta pejabatnya yang tidak terlalu banyak, tetapi mampu bekerja optimal dalam menjalankan roda pemerintahannya.
    Dalam kata lain, bahwa sosok Plt Bupati Pangandaran harus memiliki kemampuan mengelola pemerintahan agar dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Karena selama ini, masyarakat sering mengeluh tentang pelayanan public yang tidak optimal, dan ini tidak diharapkan warga Kab. Pangandaran di kemudian hari. (Ateng Jaelani adalah wartawan Buser Trans di Pangandaran)***

Polsek Pangandaran Kini Miliki Polisi Pariwisata






PANGANDARAN,Buser Trans
    Sejak 3 Oktober 2009 lalu, Polsek Pangandaran resmi memiliki satuan polisi pariwisata yang bertugas di kawasan objek wisata Pantai Pangandaran, tetapi mereka tidak mengenakan pakaian seragam polisi.Adapun tugasnya sama seperti halnya anggota penjaga pantai lifeguard Balawista yang ada sekarang.
    “Namun, polisi pariwisata atau polisi penjaga pantai bukan lifeguard seperti Balawista. Sebab, secara preventif bahwa polisi pariwisata bertugas mengawasi dan mengontrol para pengunjung yang berada di sekitar pantai,”ujar Aiptu Eldi Z,Kanit Pariwisata Polsek Pangandaran.
    Dalam tugasnya, menurut Eldi, bahwa polisi pariwisata ini menggunakan sepeda sport dengan kostum seperti pembalap, tetapi mereka dilengkapi dengan aksesoris kepolisian umumnya.
    “Setiap hari, petugas Polisi Pariwisata akan mengelilingi kawasan objek wisata Pantai Pangandaran untuk berpatroli.Namun, untuk sementara ini hanya hari Sabtu dan Minggu saja difokuskan untuk patroli,”jelasnya
    Selanjutnya dia mengatakan, bahwa wilayah operasi Polisi Pariwisata dari Pos I (TWA Cagar Alam) hingga Pos V (Lapang Boulevard).Polisi Pariwisata ini beranggotakan 10 orang yang terdiri dari 9 anggota dan 1 orang Kanit.
    Keberadaan polisi pariwisata ini berperan dalam menjaga Kamtibmas khusus wilayah pantai sehingga nantinya akan memberikan rasa aman dan nyaman kepada para wisatawan yang berkunjung di objek wisata Pantai Pangandaran.
    Selain itu, lanjut Aiptu Eldi Z, para anggota polisi pariwisata ini dibekali beberapa sklill, terutama fisik dan berbahasa, mengingat Pangandaran merupakan objek wisata yang bertaraf internasional. Dalam waktu dekat, anggota polisi pariwisata rencananya akan ditambah menjadi 15 orang, terutama untuk menghadapi persiapan moment besar di objek wisata pantai ini.(ATENG/ACENG/REDI/DEDE FUAD)***


Desa Bahara Siap Kembangkan Objek Wisata Cipanjalu






KAB.CIAMIS, Buser Trans
    Desa Bahara yang berada di wilayah Kec.Panjalu Kab.Ciamis ini ternyata memiliki sebuah objek wisata budaya Cipanjalu yang potensial dan tak kalah menarik dibandingkan dengan objek wisata Situ Lengkong di Desa Panjalu. Karena itu tidak berlebihan, bila Pemdes Bahara siap untuk mengembangkan Cipanjalu menjadi sebuah objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
    “Kalau melihat latar belakang sejarahnya, objek wisata Cipanjalu di Desa Bahara justru yang seharusnya  banyak dikunjungi wisatawan terutama yang hendak berziarah.”ujar Idin Wahidin, Kepala Desa Bahara.
    Sebab, lanjut Didin, objek wisata keramat Cipanjalu ini merupakan tempat tileum atau ngahyang (menghilangnya) Prabu Cakradewa ayahanda Prabu Sanghyang Borosngora yang menjadi Raja Panjalu Islam Pertama.
    Potensi yang dimiliki objek wisata Cipanjalu ini antara lain hutan lindung yang terawat, komplek makam keramat Prabu Cakradewa yang maha saksi dan bijak, adanya sumber mata air yang berkhasiat , Ciriung Sumur Tujuh, situs-situs maupun Batu Tulis Tampian Dalem peninggalan semasa kerajaan dipimpin Prabu Cakradewa, juga telah dibuat air pancuran untuk mandi para wisatawan dan lainnya, di samping wisatawan dapat menikmati panorama alamnya yang indah.
    Hutan lindung yang masih terjaga keasliannya dengan areka pepohonan langka mewarnai kawasan Cipanjalu, sehingga ketika kuncen dipegang H.Ayok Sukaryo menerima penghargaan Kalpataru tahun 2007 sebagai penyelamat hutan.
PENATAAN
    Namun diakui Idin Wahidin, untuk dapat mengembangkan objek wisata Cipanjalu hingga layak jual dan banyak dikunjungi wisatawan terutama yang berziarah ke makam keramat Prabu Cakradewa, memang membutuhkan dana dari Pemkab Ciamis untuk melakukan penataan.
    “Bila kondisi di kawasan objek wisata Cipanjalu sudah tertata dengan baik, tentunya akan punya daya tarik tersendiri, sehingga banyak dikunjungi wisatawan yang hendak berziarah sekaligus berwisata,”tutur Kades Bahara.
    Bahkan, Idin punya program spektakuler yakni membendung Sungai Bojong untuk menjadikan sebuah danau seluas 3 hektar, dan 2 hektar lagi membuat kawasan agrowisata.”Kalau ada investor yang mau menggarapnya, Pemdes Bahara akan memberikan kemudahan, sehingga akan tercipta kawasan wisata terpadu,”tuturnya.
SEJARAH SINGKAT
    Sementara itu, Tukiman selaku jurukunci Cipanjalu sekaligus Kaur Ekbang Desa Bahara mengungkapkan sejarah singkat mengenai keberadaan Cipanjalu yang menjadi istana Prabu Cakradewa hingga ‘ngahyang’ menghilang.
    Kerajaan Panjalu  yang juga dikenal sebagai Kerajaan Soko Galuh Panjalu didirikan oleh seorang puteri raja keturunan Raja Galuh yang bernama Ratu Permana Dewi bergelar Ratu Galuh Cipta Permana Dewa Nyakrawati Ing Nusa Jawa.
    Ratu Permana Dewi diperistri oleh Prabu Rangga Gumilang, putera Prabu Batara Tesnajati, yakni Raja Panjalu dari Karantenan Gunung Syawal. Beliau kemudian memindahkan keratonnya ke Dayeuh Luhur Panjalu dan kemudian meletakkan dasar-dasar “Ajaran Karahayuan”, yang merupakan pedoman hidup masyarakat dan Negara (falsafah kerajaan).Kemudian peletakan Ajaran Karahayuan tersebut dikukuhkan  oleh puteranya bernama Prabu Lembur Sampulur I yang dikenal sebagai “Raja Panjalu Leluhur”
    Pemegang tahta Kerajaan Panjalu diteruskan oleh puteranya, yakni Prabu Cakradewa, seorang raja arif bijaksana serta memiliki kemampuan mambaca tanda-tanda zaman (weruh sadurung winarah, waspada permana tingal). Prabu Cakradewa sangat teguh melaksanakan Ajaran Karahayuan yang diwariskan nenek-kakeknya, Ratu Permana Dewi dan Prabu Rangga Gumilang.
    Prabu Sanghyang Cakradewa  yang juga dikenal sebagai raja linuhung (berilmu tinggi dan berwawasan luas) dan pinandita (bersifat wiku) serta memegang teguh Ajaran Karahayuan mendambakan pewaris tahta kerajaannya dipegang oleh orang yang memiliki ilmu dan kemampuan yang berguna bagi generasi menerusnya.
    Prabu Cakradewa  memiliki putera 6 orang, yakni Prabu Lembur Sampulur II, Sanghyang Prabu Borosngora, Panjibarani, Mamprang Kancana Artas Wayang, Anggarunting dan Pundut Agung.Prabu Borosngora adalah salah satu putranya yang dianggap memiliki kepribadian yang menonjol sehingga layak menjadi pewaris tahta Kerajaan Panjalu.(REDI M.BUSER/KARSIDIK)***
   

20 Oktober 2009

"Bara" APDI Kab. Ciamis


Mubes APDI Kab.Ciamis di Pangandaran menyisakan
masalah yang belum terselesaikan sampai sekarang.
Kab. Ciamis Buser Trans
                   Musyawarah Besar Asosiasi Perangkat Desa Indonesia (Mubes APDI), tanggal 21 – 22 Februari 2009 yang lalu, dengan hasil voting H Yaya Mulyadi memperoleh suara terbanyak, tetapi hingga kini menyisakan setumpuk permasalahan yang belum terselesaikan dari Mubes tersebut.
                     Tabloid Buser Trans melakukan investigasi, Selasa 20 Oktober 2009 langsung dari managemen pemimpin redaksi Nurdin Senjaya mencari kebenaran tentang berita yang di terima, diantaranya ada dugaan penyimpangan keuangan Mubes APDI oleh ketua terpilih H Yaya Mulyadi yang diberikan Pemkab Ciamis sebesar 25 jt tidak diserahkan ke panitia Mubes.
                     Disinyalir pelantikan ketua terpilih oleh dewan pakar cacat hukum, mengingat hanya 2 orang yang melantiknya. Selain itu oleh pihak-pihak tertentu dianggap belum selesai Mubes digelar, mengingat, panitia belum menjadwalkan pelantikan ketua terpilih. Kentalnya many politic untuk memenangkan salah satu calon membuat sebagian anggota APDI meminta pemilihan diulang.
                     H.Yaya Mulyadi saat ditemui dikediamannya membantah, kalau dirinya melakukan pemboikotan uang Mubes sebesar 25 jt yang dikucurkan Pemda Ciamis, justru ia menuding pihak panitia tidak tranparan dengan dana yang didapatnya.”Seperti sumbangan dari simpatisan serta uang yang lainya”.ujarnya.             
                      Sedangkan SK Bupati tentang penggunaan dana untuk Mubes APDI di Pangandaran adalah dana anggaran yang di terima APDI tahun 2008, bukan dana rutin yang di terima 2009 “Saya rasa panitia keliru menjabarkan SK Bupati tersebut,”kilahnya.
                     Kalaupun panitia Mubes punya utang ke pihak ketiga karena kekurangan biaya Mubes, silahkan pihak ketiga tersebut, tagih kepada pengurus APDI yang baru, biar kami tahu dan kami akan mencari penyelesainya, kami anggap utang pihak ke tiga 99 % fiktif yang dikatakan panitia Mubes, karena sampai kini LPJ dari panitia Mubes kami belum menerima, lanjut Yaya. Menyinggung pelantikan dirinya oleh dewan pakar sudah dilaksanakan, jadi dirinya syah untuk memimpin APDI Kab. Ciamis. Sedangkan mengenai panitia Mubes APDI Pangandaran bukan kewenangannya, mau bubar maupun tidak itu urusan panitia.
                     Sementara itu, Ketua Panitia Mubes Toto saat dikonfirmasi Tabloid Buser Trans, mengatakan alasan kepanitiaan belum bubar diantaranya, ketua terpilih belum dilantik serta keuangan ke pihak ketiga belum selesai. SK Bupati tentang penggunaan uang yang dari pemda jelas bukan yang tahun 2008, namun tahun anggaran 2009, justru H Yaya yang keliru penjabarannya, seharusnya uang tersebut diberikan kepada panitia Mubes, yang sampai sekarang masih ada di tangan H. Yaya.
                    Toto menuturkan, sesuai dengan agenda Mubes Pangandaran setelah pemilihan selesai akan diatur pelantikan, yang nantinya dilaksanakan lain waktu setelah Mubes”Eh tahu tahu oleh dewan pakar dilantik setelah ketuk palu penutupan selesai"uangkap Toto sambil tersenyum.
                    Ketika ditanya siapa dewan pakar yang melantik ketua terpilih, Toto kepada wartawan hanya menggelengkan kepala. Menjawab tentang keuangan Mubes dirinya sudah memberikan LPJ kepada Agus Sekertaris APDI terpilih sesuai yang diminta H yaya, temasuk didalamnya pihak ketiga yang belum dibayar. ”Kalau Pak H.Yaya mengaku belum menerima , saya kurang yakin”terangnya. “Seandai H.Yaya ketua terpilih meminta pertanggung jawaban keuangan pengurus lama, kenapa mau bekerja sebelum serah terima selesai”sambung Toto.
                   Menyinggung dugaan kentalnya many politic dengan memberikan HP Flexi gratis agar memberikan suara ke salah satu calon, sampai saat ini belum ada laporan ke panitia Mubes, silahkan siapapun masih mempunyai kesempatan untuk mengadukan permasalahan tersebut sekalipun media yang menemukan penyimpangan tersebut, pasti kami tanggapi. Mengenai kemungkinan pemilihan ulang dilakukan, dirinya belum mau memastikan karena dasar dasar kesana belum kuat untuk itu, tapi itu mungkin bisa terjadi kalau kami sudah mempunyai dasar yang kuat.
                      Salah satu anggota APDI Kab. Ciamis kepada Buser Trans mengatakan ini terjadi karena kurangnya komunikasi dari berbagai pihak, sangat disayangkan APDI adalah orang-orang No1 di desa masing-masing masih belum bisa dewasa. “Apalagi kalau terbukti mengelapkan uang organisasi dan many politik, sangat memalukan kita semua”jelasnya.
                  Untuk itu perlu kiranya semua anggota kembali dikumpulkan untuk duduk bersama membicarakan kemajuan APDI,”Kalau bisa APDI beralih ke APDESI karena di tinggat Jawa-Barat dan nasional APDI belum ada hanya di Kabupaten Ciamis saja.”harapnya. Dan kalau bisa Mubes diulang kembali untuk menentukan haluan Asosiasi Perangkat Desa, sebelum bara membakar kita semua. (Nurdin Senjaya/Buser Trans)

19 Oktober 2009

Lukman Nugraha: Menerima Penghargaan “Anugerah Jurnalistik & Penulis Muda Pertanian 2009”




LUKMAN Nugraha, pelajar kelas X-B SMA Negeri 9 Tasikmalaya pada 17 Oktober 2009 lalu menerima penghargaan sebagai Juara II Tingkat Nasional “Anugerah Penulis Muda Pertanian 2009” yang diselenggarakan Departemen Pertanian RI. Piagam penghargaan dan uang pembinaan diserahkan langsung oleh Menteri Pertanian Dr.Ir.Anton Apriyantono MS serta ditayangkan Trans 7.
    “Alhamdulillah, karya tulis mengenai pertanian yang saya ikutsertakan dalam lomba penulisan itu meraih Juara II sehingga saya diundang ke Jakarta, dan bisa berjabat tangan dengan Pak Menteri Pertanian,”ujarnya.
    Adapun karya tulis yang diikutlombakan pada Anugerah Jurnalistik & Penulis Muda Pertanian 2009 itu mengambil thema/masalah “Gerakan Pertanian Ramah Lingkungan Melalui Pola Tanam Padi Organik (SRI) di Kabupaten Tasikmalaya”, yang memang tengah gencar digalakan Pemkab Tasikmalaya kepada para petani.
    “Saya salut atas keberhasilan pertanian ramah lingkungan melalui pola tanam padi SRI yang dilakukan para petani di Kab.Tasikmalaya dan Pak Bupati Tatang Farhanul Hakim yang gencar menggalakannya hingga mampu mengekspor padi SRI ke Amerika dan Negara lain,”tutur putra sulung Redi Mulyadi (wartawan Buser Trans) dan Ny.Nina Nurlina ini.
    Lukman mengaku, ketika karya tulisnya mengenai perkembangan pertanian organik (padi SRI) diikutsertakan pada lomba tersebut, optimis bakal meraih juara meski hanya peringkat kedua.”Sebab, gerakan pertanian ramah lingkungan melalui pola tanam padi organik/SRI yang berkembang, memang hanya di Kab.Tasikmalaya.”katanya.
    Namun, ketika ia mendapat pemberitahuan dari panitia Anugerah Jurnalistik & Penulis Muda Pertanian 2009 meraih Juara II dan diundang Menteri Pertanian untuk menerima penghargaan sebagai Penulis Muda Pertanian 2009 serta ditayangkan di Trans 7, tidak sempat menemui Bupati Tasikmalaya Drs.H.Tatang Farhanul Hakim MPd  maupun Walikota Tasikmalaya H.Syarief Hidayat untuk mohon restu.
    “Pemberitahuannya mendadak sih.”kata Lukman Nugraha, ketika ditemui di rumahnya Jl.Cigeureung Gg.Cicariu Tasikmalaya..
    Ada kebanggaan tersendiri ketika mengetahui dirinya memenangkan lomba ini,karena adanya dukungan dari bapak-ibu guru serta Kepala SMA Negeri 9 Tasikmalaya, meski hanya meraih peringkat dua. Juga teman-teman sekolahnya.Bahkan kabarnya, Kadisdik Kota Tasikmalaya sempat menyaksikan acara pemberian penghargaan tersebut yang ditayangkan Trans 7.(RM)***




Kejari Banjar Jebloskan Anggota DPRD ke Lapas Ciamis

KOTA BANJAR,Buser Trans
     Karena tersangkut kasus pindak pidana Pemilu, Kejaksaan Negeri (Kejari) Banjar akhirnya menjebloskan AM (37) anggota DPRD Banjar masa bakti 2009-2014, warga Jalan Dr.Sudarsono, RT 04/01, Kel./Kec.Banjar ke Lapas Ciamis, Senin pekan lalu. AM dieksekusi sebagai tindak lanjut putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 221/Pid/2009/PT.Bdg tertanggal 12 Mei 2009 tentang tindak pidana Pemilu.
Kajari Banjar, Tri Retno Sundari melalui Kasie Pidum, Jajang Saefudin SH mengatakan bahwa putusan PT tersebut menguatkan putusan PN Ciamis tertanggal 1 Mei 2009 Nomor 02/Pid.S.Sus/2009/PN.CMS. Dalam putusannya, terdakwa, AM telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Pemilu.
    Menurut keputusan itu, AM antara lain terbukti melakukan tatap muka dan mengenalkan diri sebagai caleg Partai Hanura Kota Banjar, dengan cara membagi-bagikan kartu nama caleg. Selain itu, AM juga menjanjikan visi misi serta minta dukungan untuk mensukseskan Pileg DPRD Banjar dengan cara membagi-bagikan uang. Tindakan tersebut dinilai sebagai tindak pidana pemilu.
"Atas tindakannya, sesuai putusan Nomor 221/Pid/2009/PT.Bdg, terdakwa AM mesti menjalani hukuman penjara selama 6 bulan dan denda sebesar Rp 5 juta dengan subsidaer dua bulan," kata Kajari Banjar
    Sebelum putusan eksekusi itu jatuh, menurut Tri Retno Sundari, pada persidangan banding, digelar Sidang Permusyawaratan Majlis Hakim yang diketuai H.Zoeber Djajadu serta H. Sunaimin Roby dan Ny.Sudaryati sebagai hakim anggota, pada 12 Mei 2009 dibantu Panitera PT Bandung, Nanang Priatana. Putusan PT tersebut menguatkan putusan PN Ciamis.
    Ketika dikonfirmasi mengenai putusan tersebut, AM yang mengenakan pakaian putih kotak-kotak bercelana hitam, menyatakan belum bersedia berkomentar. "Untuk sementara saya tidak mau berkomentar termasuk soal keanggotaan saya di DPRD Kota Banjar," ujarnya sambil meninggalkan wartawan sesaat sebelum dibawa mobil dinas milik Kejari Banjar Z 177 X dengan tujuan Lapas Ciamis.
    Sejumlah anggota DPRD mengaku terkejut dan tidak menyangka AM dieksekusi. Apalagi karena dewan sampai kemarin belum menerima tembusan atau pemberitahuan tentang eksekusi terhadap AM tersebut."Beberapa hari ini AM selalu bercanda dengan kami. Ia bahkan menyatakan telah bebas. Ternyata, AM malah dieksekusi," kata mereka. (RM)***

15 Oktober 2009

Kecamatan Lumbung Rayakan Hari Jadi Ke V






KAB.CIAMIS,Buser Trans
    Rabu pekan kemarin, merupakan hari bersejarah bagi Kecamatan Lumbung, karena genap berusia 5 tahun.Rentang waktu lima tahun merupakan usia yang masih dini dalam perjalanan pemerintahan seiring dengan pasang surutnya dinamika kehidupan masyarakat Kec. Lumbung.
    “Dengan hari jadi ini,maka diharapkan akan lebih meningkatkan terwujudnya kebersamaan dalam membangun Kecamatan Lumbung kea rah yang lebih baik, sejahtera, aman, tertib dan kondusif,”ujar Agung Gunawan, SH Camat Lumbung.
    Peringatan hari jadi ke 5 Kec.Lumbung ini selain dihadiri staf kecamatan, unsure Muspika, para kepala desa dan masyarakat, juga dihadiri Sekda Kab.Ciamis.Peringatan itu sendiri mengambil tema ‘ Dengan semangat hari jadi ke 5 Kec.Lumbung kita tingkatkan pemberdayaan masyarakat di segala bidang’.
    Sejalan dengan itu, menurut Agung Gunawan, pada tahun 2009 telah dialokasikan program dan kegiatan ke Kec.Lumbung yakni alokasi dana desa (ADD) bagi 8 desa sebesar Rp.870.362.000, program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Rp.2 miliar, pembangunan bagi  Sekolah Dasar untuk 27 kelas Rp.1.890.000.000, program pembangunan infrastruktur pedesaan (PPIP), program pengembangan kawasan agropolitan, program gerakan multivitas agribisnis (GEMAR), padat karya produktif, pembangunan Poskedes, pembangunan saluran irigasi, dan bantuan sarana keagamaan termasuk 20 madrasah diniyah.
    “Semua itu kami sampaikan agar diketahui masyarakat. Karena ini semua merupakan hasil kerjasama dan partisipasi masyarakat Kev.Lumbung,”tutur Agung Gunawan.
    Walaupun baru 8 bulan menjabat Camat Lumbung, ternyata Agung telah mampu membawa wilayahnya ke arah yang lebih baik dengan meraih prestasi, misalnya untuk tahun 2009 ini memperoleh penghargaan menjadi juara II pembayaran PBB dan juara III kearsipan tingkat Kab.Ciamis.(REDI M.BUSER/KARSIDIK/HUSEN)

Sebanyak 155 Rumah di Desa Cibeureum Rusak Akibat Gempa






KAB.CIAMIS,Buser Trans
    Akibat gempa bumi berkekuatan 7,3 SR yang berpusat di sebelah barat daya Tasikmalaya sungguh dahsyat.Karena ribuan rumah penduduk di beberapa kawasan di Jawa Barat ambruk, rusak berat dan rusak ringan, juga ratusan fasilitas umum. Tak terkecuali adanya korban jiwa dan yang mengalami luka-luka.
    “Bahkan, sebanyak 155 buah rumah di desa kami mengalami kerusakan yang sangat berat, sehingga mengalami kerugian diperkirakan sebesar Rp. 1.587.000.000. Saya tidak menduga, kalau musibah gempa pada tanggal 2 September yang lalu itu menimpa warga desa yang saya pimpin,”ujar Didi Kamsidi, Kepala Desa Cibeureum Kec.Sukamantri Kabupaten Ciamis kepada Buser Trans.
    Didi menjelaskan, bahwa Desa Cibeureum merupakan desa terparah di Kecamatan Sukamantri akibat gempa bumi tersebut, sehingga Wakil Bupati Ciamis H.Iing Syam Arifin pun sempat mengunjungi warga desa ini. “Setelah menerima laporan dari kami, Pak Wabup langsung mengunjungi para korban, dan memberikan bantuan,”ujarnya.
    Kepala Desa Cibeureum mencatat sejumlah rumah penduduk yang mengalami kerusakan parah antara lain: Dusun Karangsari yakni milik Aep Saepuloh, Enceng Tatang, Gusman, Endan Sajidin, Entis, Suryo,Rian H, Enduh, Tati, Gungun,Iloh, Nono, dedi, Jajat, Aan Rojak dan Eli. Dusun Nusasireum yakni Enduy, Dodo, Madrasah Nurul Huda, H.Mamat, Aas Anwar, Usup, Ujang Komir,Oyo,Momo,Ninding,Adah,Yaya,Gugun,
Maemunah,Engkus, Mesjid Jamie, Yaya S. Komar dan Ahong.
    Selanjutnya di Dusun Caringin yakni Mesjid Jamie, Juhandi, Ohid, Empat,Lili,Maman, Kandar E, Jaenudin, Imim, Juhdi,Pendi, Endi, Nono,, Endang,Kirman, Maman,Ohid,Usep,Lili,Aan, Aja,Ili,Jajang,Rahman,Nana, Pendi, H.Sarip, Toni dan Anda.Kemudian di Dusun Cimara yakni Uca, Ojo,Dullah,AdinAen, Imas, Omon, Erat, Upi,Ojo Icih,Endi, Anah,Engkon, Iti S,Bale Dusun,Jaenal, Edi, Uut, Jojo,Alit, Didih, dan Daman.
    Sementara di Dusun Bojongsari yakni Dono,Eman,Tosir,Emon, Dede,Omo,Dede,AmarAdang,Dede,Jono,Emod,Nono S,Karsidi,Encud,Dikin,Iwan Y, Encas, Hendarso,Cucu M,Trisno,Majid Al Ikhlas,Tata, Rukidah,Engkus J, Nana,Mamat E, Arif,Sujarya,Mamat B,Aan S, Didi J, Tarli,Ami dan Juju,Sari,Ohim,Wawan, Olih,Uca C, Komin, Iwan S, Omi E,Suhama, Edi, Sumitra,Bale Dusun dan banyak lagi kerusakan rumah milik penduduk Desa Cibeureum.( REDI M.BUSER)@@
   

Bupati Tasik Luncurkan Album Dangdut Pariwisata




KAB.TASIK, BuserTrans
     Bupati Tasikmalaya Drs.H.Tatang Farhanul Hakim  diam-diam punya hobi mendendangkan lagu berirama dangdut, bahkan ia punya ‘suara emas’ yang tak kalah bagus disbanding penyanyi dangdut lainnya. Kalau sebelumnya, bupati sering melantunkan lagu-lagu dangdut milik penyanyi lain, kini justru ia bakal meluncurkan album dangdut perdanannya.
    “Namun, album dangdut saya ini bukan untuk dikomersialkan, “ungkap Bupati Tatang FH kepada pers seusai unjuk kebolehannya melantunkan lagu dangdut miliknya yang disajikan pada acara “napak tilas” dalam rangka memperingati Hari Jadi ke 898 Tasikmalaya di halaman Setda Pemkab Tasik kemarin
    Sebab, suara emas Bupati Tasik pada album perdananya bertajuk ‘Pesona Tasikmalaya’ ini, memang lebih banyak menceritakan pesona objek wisata yang ada di Kabupaten Tasikmalaya. Setidaknya, ada 7 lagu ciptaan Doddy Ronald dan Ismet Noor seniman-seniman Tasikmalaya yang bercerita seputar wisata adalah “Galunggung”, “Kampung Naga”, “Pamayangsari”, “Pamijahan”, “Cipatujah” sampai tembang “Pesona Muslimah” dan  “Bangkit Bersatu”
    “Jadi, semua lagu yang ada dalam album Pesona Tasikmalaya ini bercerita  tentang potensi alam dan wisata yang ada di Kabupaten Tasikmalaya melalui media musik dangdut. Album ini pun sebagai upaya kami dalam membantu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan  mengembangkan potensi wisata kepada warga dari luar Tasikmalaya,”ujar H.Tatang Farhanul Hakim di atas pentas.
    Dengan album dangdut “Pesona Tasikmalaya” yang dicopy 100 CD untuk dibagikan ke dinas-dinas di luar daerah, menurut Bupati Tatang FH, maka diharapkan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Tasikmalaya akan terangkat dan lebih dikenal lagi oleh warga daerah lain.
    Walaupun penggarapan album dangdut “Pesona Tasik” ini hanya 10 hari, menurut Doddy Ronald sang pencipta, ternyata Bupati Tasik menguasai cengkok lagu dangdut sehingga proses rekamannya tidak mengalami kesulitan.(RM)


13 Oktober 2009

Jalan Menuju Desa Mandalamekar Rawan Longsor





KAB.TASIK,Buser Trans
   Bila hujan terus menerus setiap hari seperti sekarang, warga Desa Mandalamekar Kec.Jatiwaras Kab.Tasikmalaya mengaku was-was, karena kondisi jalan menuju ke desa tersebut rawan longsor. Apalagi kondisi jalannya yang ‘hancur’ rusak berat.
Buktinya pekan kemarin, bahu jalan di Blok Leuwibule Kampung Mekarjaya mengalami longsor sepanjang 40 meter dengan kedalaman hingga 5 meter, sehingga telah memutuskan alur transportasi utama yang selama ini menjadi pilihan Desa Mandalamekar menuju kota atau desa lainnya.
    “Akibat bahu jalan di Blok Leuwibule ini longsor, mengakibatkan arus transportasi yang menuju ke kota atau desa lain pun terputus, karena tidak bisa dilalui kendaraan roda empat,”ungkap Yana Noviadi, Kepala Desa Mandalamekar.
    Selama dua bulan terakhir ini, menurut Yana, bahu jalan tersebut sudah dua kali mengalami longsor dan longsor kali ini cukup parah hingga tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Juga warga tidak sanggup untuk memperbaikinya.
    “Sebenarnya, warga kami sudah berusaha untuk memperbaikinya. Namun, karena longsor kali ini cukup parah, warga angkat tangan. Karena itu, kami berharap kepada Pemkab Tasikmalaya agar segera mengambil upaya perbaikan karena jalan alternatif tersebut sebagai jalan satu satunya jalan masuk ke Desa Mandalamekar. Pada saat musim hujan, karena jalan lewat Parung Jagong tidak bisa dilewati kendaraan mobil.”jelasnya.
    Yana Noviadi mengakui, apabila tidak segera ditangani. akibat bencana longsor yang terjadi di Blok Leuwibule tersebut, maka otomatis saat ini tidak ada jalan masuk ke Desa Mandalamekar. Karena itu, seharusnya pihak Pemkab Tasikmalaya turut membantu perbaikan, supaya desa ini tidak semakin terpencil.
    “Kami sebenarnya sudah sering melaporkan, bahwa beberapa bahu jalan yang menuju Desa Mandalamekar rawan longsor seperti di Blok Leuwibule. Namun entah mengapa, sampai saat ini belum ada tanggapan, hingga terjadinya longsor dan memutuskan jalur transportasi utama ke desa kami.” keluh Kepala Desa Mandalamekar seraya menghela nafas.(REDI M.BUSER)**

12 Oktober 2009

Kota Simpang Kini Semakin Semrawut




KAB.TASIK,Buser Trans
    Kota Simpang  yang berada di Kecamatan Bantarkalong merupakan sebuah kota kecil di wilayah Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan. Selama ini, Kota Simpang boleh dikatakan  paling ramai di wilayah selatan,  karena terdapat sebuah terminal tipe C sekaligus pasar tradisional yang cukup ramai dikunjugi masyarakat dari beberapa kecamatan.
    “Sejak dulu, Kota Simpang memang cukup ramai bila dibandingkan dengan kota kecamatan lain yang ada di Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan. Karena di Kota Simpang ini ada beberapa jalur yang menuju ke kecamatan lain. Bahkan, Kota Simpang sudah menjadi tolok ukur perkembangan wilayah Tasik Selatan.  ”ungkap Daswita (56), warga setempat.
    Namun menurut Daswita, keberadaan Kota Simpang kini semakin semrawut , bahkan terkesan menampakkan wajah yang kusam. Bukannya tertata dengan rapih. Hal ini diperburuk  dengan semakin banyaknya reklame berukuran besar di berbagai sudut. “Keberadaan reklame ukuran besar itu  merusak pemandangan di Kota Simpang sehingga kelihatan sareukseuk,”tuturnya.
    Hal senada diungkapkan Gumilar (23), bahwa keberadaan ‘baligo’ reklame  iklan berukuran itu, sebaiknya ditata kembali agar tidak merusak wajah Kota Simpang. Jangan sampai beberapa fasilitas umum yang lebih penting seperti penunjuk arah jalan dihalangi baligo.
   “Selain itu, lokasi pemasangan reklame iklan itu harus mempertimbangkan aspek kenyamanan dan tata ruang kota yang baik. Jangan asal tempel begitu saja sehingga penempatannya keliharan rapi.Jadi,penataannya harus baik.”kata Gumilar.
    Dalam hal penataan tata ruang kota, menurut Gumilar, juga menyangkut dengan penertiban para pedagang kaki lima (PKL)  dan trotoar jalan. Para PKL jangan seenaknya berjualan hingga mengganggu arus lalulintas kendaraan.  Jadi, seharusnya ada jarak dan  batasan antara badan jalan dan lokasi berdagang, agar tidak mengganggu serta kelihatannya tidak semrawut.
    Demikian pula, keberadaan taman di tengah jalan dinilai sudah tidak tepat lagi, karena kondisinya tidak terawat dengan baik. Akibatnya, dengan adanya taman tersebut Kota Simpang terlihat kusam ,bukan menambah keindahan kota. Jika taman yang ada di tengah jalan itu mau difungsikan sebagai pembatas jalan atau untuk kendaraan memutar arah, sebaiknya tidak terlalu besar ukurannya, agar ruas jalan lebih lebar dan kelihatan lebih indah.(REDI M.BUSER/WAWAN A.GUNAWAN)***


09 Oktober 2009

Akibat Hujan Deras, Longsor Melanda Tiga Desa di Kab.Tasik






KABUPATEN TASIKMALAYA,Buser Trans
    Bencana longsor kembali terjadi di wilayah Kabupaten Tasikmalaya akibat hujan deras yang mengguyur hampir tiap hari. Bahkan empat rumah ambruk tertimbun, kemudian jalan raya amblas, satu orang luka patah tangan dan sebuah sekolah kini terancam terkubur.Guncangan gempa bumi pada 2 September 2009 lalu telah memicu lapuknya tanah di sejumlah wilayah. Apalagi kondisi tanah di bagian selatan Kabupaten Tasikmalaya itu tergolong labil.
     Musibah longsor kali ini  melanda tiga desa secara berturut-turut di Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu – Kamis pekan lalu, menyusul hujan sepanjang sore hingga malam itu. Seorang ibu rumah tangga, Titi (45), tertimpa reruntuhan longsoran dan lemari, tapi nyawanya berhasil diselamatkan.
    “Pada peristiwa longsor tersebut beruntung tidak ada korban jiwa. Karena warga rupanya sudah wanti-wanti dengan adanya hujan lebar yang mengguyur selama dua hari terakhir,”ujar Rahmat, warga Bojonggambir.
  Rahmat menjelaskan, longsor pertama terjadi di Kampung Pasir Angin, Desa Mangkonjaya, sekitar pukul 21.30. Tebing setinggi lima meter dengan kemiringan sekitar 80 derajat ambruk dan menimpa dua rumah panggung di bawahnya, milik Titi dan Jenal (42). Kedua rumah porak poranda tapi tidak sampai tertimbun total.Akibat musibah itu, Titi menderita luka-luka tertimpa longsoran serta lemari rumah yang terguling.
    Bahkan bencana ini melanda sebuah tebing Kp. Ciroyom, Desa Ciroyom. Bangunan SD Ciroyom 1 yang jaraknya hanya 2 meter dari tebing yang berketinggian 4 meter
       Dalam laporannya ke Kantor Pemkab Tasikmalaya, Camat Bojonggambir Drs Yayat Suryatna,  mengungkapkan, musibah longsor Rabu malam selain terjadi di Kampung Mangkonjaya, juga di Kampung Pengkolan, Desa Pedangkamulyan. Rumah milik Ma'rup (50), yang dihuni empat orang, tertimpa longsor, tapi semua penghuninya bisa menyelamatkan diri.
   Longsor berikutnya terjadi di Kampung/Desa Ciroyom. Jalan desa sepanjang 15 meter tertimbun longsor dan mengakibatkan terputusnya hubungan antar-kampung. Longsor tersebut juga mengancam bangunan SD Ciroyom yang berjarak hanya sekitar dua meter dari lokasi musibah.
    Sementara di Puspahiang, sebuah rumah berukuran 5 x 7 meter milik Aa Suparman di Kp. Kiangronyok RT12/03, Ds.Puspahiang, terimbun. Selain itu jalan raya Warungpeuteuy - Taraju di Kp. Cibahong, masih Ds. Puspahiang, amblas sepanjang 12 meter. Akibat kejadian ini, anggota keluarga Aa Suparman yang banyaknya 13 jiwa,sebagian mengungsi ke rumah Ketua RT setempat.
    Kabupaten Tasikmalaya, menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), merupakan daerah yang termasuk rawan longsor. Sementara di Tasikmalaya, daerah paling rawan longsor adalah Kecamatan Bantarkalong, Sodonghilir, Cigalontang, Taraju, Cibalong, dan  Leuwisari
    Sebagaimana diberitakan surat kabar local, warga yang tinggal di daerah rawan longsor hendaknya siaga karena intensitas curah hujan cukup tinggi dan berpotensi menyebabkan longsor serta banjir bandang. (REDI M.BUSER)