23 Oktober 2009
Sarifah "Bekerja Seharian Demi Upah Rp.10.000"
SARIFAH (45), adalah sosok wanita desa yang lugu dan pekerja keras
yang tak kenal lelah. Betapa tidak! Karena setiap hari, mulai pukul 08.00 –
15.00 WIB, ia bekerja sebagai buruh pada sebuah home industry gula merah
di sebuah desa di Kec.Cikalong Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan.
Bekerja seharian itu
demi upah sebesar Rp. 10.000 atau beras 2 kg. Tak ada pilihan lain. Karena tak
ada pekerjaan yang layak lagi, kecuali bekerja sebagai buruh tani; membersihkan
rumput di kebun atau tandur di sawah. Tapi pekerjaan itu tidak dilakukan setiap
hari seperti halnya membuat gula aren yang dijalaninya saat ini.
“Kalau membuat gula aren
atau gula merah dilakukan tiap hari. Dan upahnya cukup lumayan bila dibanding
bekerja di sawah atau membersihkan rumput di kebun, yang hanya Rp.7.500.”tutur
Sarifah.
Jadi, ia tampak tekun
menjalani pekerjaannya sebagai pembuat gula merah. Sarifah bersama dua orang
pekerja lain--yang juga perempuan--tiap hari bekerja di home industry milik tetangganya itu.Setelah
beres mengurus rumahtangganya, pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB mulai bekerja
mengolah air nira dari pohon aren/enau untuk dijadikan gula merah, dan pulang
sekitar 15.00 WIB.
“Jika tidak bekerja
keras seperti ini, mana mungkin saya dan ketiga anak bisa makan maupun memenuhi
kebutuhan hidup lainnya meski tidak
mencukupi, apalagi bisa menyekolahkan.”ungkapnya.
Sarifah mengaku, bahwa
pekerjaannya sebagai pembuat gula merah telah dijalaninya sejak 4 tahun lalu,
setelah suaminya meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di
perantauan.Sementara itu, ia harus menghidupi ketiga anaknya yang masih duduk
di bangku Sekolah Dasar, dan membutuhkan biaya tak sedikit.
Dengan bekerja sebagai
pembuat gula merah di tetangganya, menurut Sarifah, kehidupan keluarganya
merasa sangat terbantu. Sebab, upah Rp.10.000 yang diterimanya bisa dibelikan
beras 1-2 kg, sehingga ketiga anaknya bisa makan meski tanpa lauk pauk. Setiap
hari, ia sendiri diberi jatah makan 2 kali
oleh majikannya.
Namun berbeda dengan
kedua temannya, Titin (32) dan Isoh (51) yang masih bersuami, maka pekerjaan
membuat gula merah itu sebagai kerja sampingan. Karena kebutuhan hidup
sehari-hari keluarganya menjadi tanggung jawab suami mereka dan upah kerja
mereka yang juga Rp.10.000 itu bisa ditabung untuk membeli perhiasan atau
pakaian.
“Kalau saya mah
lain, tidak bekerja sehari saja, anak-anak tidak bisa makan.”tutur Sarifah.
Walau begitu, ia mengaku bersyukur masih punya pekerjaan dengan upah cuma
Rp.10.000/hari, sehingga keluarganya bisa menikmati hidup dan kehidupan.(REDI
MULYADI)***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar