03 Januari 2010

Kesiapan RW 17 Nagarasari Ikuti Lomba RW Siaga Tingkat Jawa Barat





KOTA TASIK, Buser Trans
      Kesiapan kelompok RW 17 Kampung Ujungsari Kelurahan Nagarasari Kec.Cipedes untuk mengikuti Perlombaan RW Siaga diperlihatkan ketika dikunjungi Tim Penilai Kota Tasikmalaya,pekan kemarin. Bahkan, dengan persiapan yang matang dan sudah menjadi kebiasaan sehari-hari warga dan pengurus di ke-RW-an, maka RW 17 ini mengaku siap bila harus mewakili Kota Tasikmalaya pada Perlombaan RW Siaga tingkat Provinsi Jawa Barat.
      “Bila melihat persiapan yang kami lakukan, terutama kegiatan yang dilakukan pengurus sudah rutin dalam keseharian, rasanya tidak ada beban bagi RW 17 bila harus mewakili Kota Tasik untuk tampil ke tingkat Jawa Barat. .”ujar Oping Hatori, Ketua RW 17 disela-sela penilaian dari Tim Penilai RW Siaga tingkat Kota Tasikmalaya, pekan kemarin.
      Oping menjelaskan, karena kegiatan RW Siaga sudah menjadi kegiatan rutin di RW 17, kecuali  saat hendak penilaian sudah dipersiapkan secara mantap agar bisa tampil maksimal. “Selama ini RW 17 telah melakukan berbagai kegiatan sesuai program  atau kriteria RW Siaga, seperti melaksanakan 8 indikator RW Siaga, memiliki Posyandu Mekarsari, Posbindu Permatasari, memiliki kendaraan ambulance, ada 8 orang warga yang menjadi donor darah, lingkungan yang bersih dan sehat, tertib administrasi dan lainnya.”katanya.
       Lurah Nagarasari Saepudin SIP menambahkan, bahwa RW 17 diajukan untuk mengikuti Lomba RW Siaga di tingkat Kota Tasikmalaya, karena sudah memenuhi syarat. “RW Siaga adalah RW yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya, baik kemampuan dan kemauan untuk mencegah, mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat-daruratan, maupun kejadian luar biasa (KLB, secara mandiri.”ujarnya
       Karena itu, lanjut Saepudin, melalui program RW Siaga maka masyarakat diharapkan dapat menangani masalah kebersihan dan kesehatan di lingkungannya masing-masing, mulai dari rumah masing-masing warga sampai lingkungan se-RW. “Jadi,keikutsertaannya pada Lomba RW Siaga ini untuk sekedar ingin memperoleh hadiah, tetapi penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat,”tutur Lurah Nagarasari.
       Namun, program yang baik belum tentu memberikan hasil yang efektif. Program yang baik harus diikuti dengan sosialisasi yang kuat. Jika tidak, ia hanya akan indah di atas kertas, tapi kosong di lapangan. Sampai saat ini, kondisi yang nampak di lingkungan kita, papan nama RW Siaga telah siap terpasang di setiap RW. Tapi, program, tujuan dan kegiatannya, masih banyak masyarakat yang belum paham. Ini terbukti dari minimnya peran dan keterlibatan warga di sebagian RW saat adanya kegiatan yang terkait. Sehingga, sangat wajar jika kemudian terdapat warga yang menderita penyakit berat, tanpa diketahui oleh pengurus RT/RW setempat. Ketika meninggal, barulah para tetangga mengetahuinya. Sangat wajar pula, jika sebagian masyarakat mempertanyakan efektifitas dari program ini. (KARSIDIK/REDI.M.BUSER)***


Tidak ada komentar: